Sejarah Bandung: Dari Desa Bergdessa hingga Metropolitan

Halo, Sobat! Siapa sih yang gak kenal Bandung? Kota kembang yang selalu punya tempat spesial di hati kita semua. Kali ini, kita akan ngobrol santai soal sejarah Bandung, dari zaman baheula hingga jadi kota metropolitan …

Sejarah Bandung

Halo, Sobat! Siapa sih yang gak kenal Bandung? Kota kembang yang selalu punya tempat spesial di hati kita semua. Kali ini, kita akan ngobrol santai soal sejarah Bandung, dari zaman baheula hingga jadi kota metropolitan seperti sekarang. Yuk, kita mulai!

Sejarah Bandung

Awal Mula: Dari Zaman Purba hingga Kerajaan Pajajaran

Bandung udah eksis sejak zaman purba, lho! Di wilayah Cekungan Bandung, ditemukan berbagai artefak purba seperti kapak dan mata panah dari obsidian. Fast forward ke abad ke-7, wilayah ini masuk dalam Kerajaan Tarumanagara yang kemudian digantikan oleh Kerajaan Sunda.

Bandung sebagai bagian dari Kerajaan Pajajaran didirikan pada 1488. Waktu itu, tempat ini masih berupa desa kecil yang dikelilingi oleh hutan belantara dan rawa-rawa. Nama “Bandung” sendiri konon berasal dari kata “bendung” karena terbentuknya danau besar akibat lava dari letusan Gunung Tangkuban Perahu yang membendung Sungai Citarum.

Tongkat Daendels: Titik Nol Kota Bandung

Lompat ke tahun 1800-an, saat era kolonial Belanda. Herman Willem Daendels, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, memerintahkan pembangunan Jalan Raya Pos yang menghubungkan Anyer sampai Panarukan. Nah, di sinilah Bandung mulai dikenal. Ceritanya, Daendels menancapkan tongkat di sebuah tempat di tepi Sungai Cikapundung dan bilang, “Usahakan, bila aku datang kembali ke sini, sebuah kota telah dibangun!” (Zorg dat als ik terug kom hier een stad is gebouwd). Dari situlah dimulai pembangunan Kota Bandung.

Pada 25 September 1810, Daendels resmi memindahkan ibu kota Kabupaten Bandung dari Krapyak (sekarang Dayeuhkolot) ke sekitar Alun-Alun Bandung. Tanggal inilah yang sekarang diperingati sebagai Hari Jadi Kota Bandung.

Menyambangi kota Bandung tanpa membawa pulang oleh-oleh tentu kurang lengkap. Di www.MayasariBakery.com, Anda bisa menemukan berbagai pilihan oleh-oleh khas Bandung yang istimewa, salah satunya adalah bolen pisang coklat. Dibuat dengan resep warisan keluarga, setiap gigitan dari bolen pisang coklat ini membawa kehangatan dan kenangan manis dari Bandung.

Dari Desa ke Kota: Era Kolonial dan Modernisasi

Bandung mulai berkembang pesat di era kolonial. Tahun 1880-an, banyak pengusaha teh dan kopi membuka perkebunan di daerah sekitar Bandung. Ini menarik banyak pendatang, terutama dari Eropa. Jalan Braga yang kini terkenal sebagai pusat mode dan kuliner, dulunya adalah jalan becek penuh lumpur, tapi mulai dibangun dan dipenuhi toko-toko pakaian dari Paris. Dari sinilah muncul julukan Parijs van Java.

Pembangunan infrastruktur makin gencar dengan dibangunnya Gedung Sate pada tahun 1920 sebagai pusat pemerintahan. Bandung juga jadi pusat pendidikan dengan berdirinya Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB). Gedung-gedung bersejarah lain seperti Gedung Merdeka, yang dulunya Societeit Concordia, juga dibangun pada masa ini.

Bandung Lautan Api: Perjuangan dan Kebangkitan

Tak lengkap rasanya membahas sejarah Bandung tanpa menyebut peristiwa Bandung Lautan Api. Pada 24 Maret 1946, para pejuang kemerdekaan membakar bagian selatan kota untuk mencegah pasukan Sekutu dan Belanda menggunakannya sebagai markas militer. Peristiwa heroik ini dikenang dalam lagu “Halo-Halo Bandung” dan jadi simbol perjuangan rakyat Bandung.

Bandung Kini: Kota Kreatif dan Pusat Pariwisata

Hari ini, Bandung berkembang pesat sebagai kota metropolitan yang kreatif. Dikenal sebagai pusat mode dan kuliner, Bandung juga jadi tujuan utama wisata dan pendidikan. Mall, factory outlet, dan kafe keren ada di mana-mana. British Council bahkan pernah menjadikan Bandung sebagai pilot project kota kreatif se-Asia Timur pada 2007.

Gimana, seru kan ngulik sejarah Bandung? Dari desa kecil di tepi hutan, jadi kota besar yang dinamis dan penuh inovasi. Bandung memang istimewa, selalu ada cerita di setiap sudutnya.

Sampai sini dulu ya obrolan kita. Semoga nambah wawasan dan bikin kamu makin cinta sama Bandung. Sampai jumpa di artikel berikutnya!

Leave a Comment